Non Communicable Disease (NCD) merupakan penyakit yang tidak ditularkan secara langsung oleh seseorang yang mengidapnya, salah satunya diabetes. Umumnya penyakit yang terjadi pada masyarakat Indonesia adalah diabetes tipe 2 karena obesitas, kurangnya kegiatan fisik, dan tingginya kadar lemak dalam tubuh. Orang overweight rentan terserang penyakit diabetes dikarenakan asam lemak dalam darah meningkat sehingga menyebabkan resistansi insulin yang dapat menyebabkan diabetes. Berdasarkan data yang dihimpun oleh WHO, prevalensi diabetes di Indonesia sebesar 7% dengan kelompok wanita yang memiliki prevalensi tertinggi, berat badan berlebih merupakan faktor utama penyebab diabetes.
Kondisi kesehatan seperti obesitas dapat mempengaruhi mikrobiota saluran cerna menjadi disbiosis. Sebuah studi menunjukkan bahwa mikrobiota pada penderita obesitas yang juga mengidap diabetes tipe 2 mengalami disbiosis di mana mikrobiota Bacteroidetes, Proteobacteria, Verrumicrobia lebih sedikit jumlahnya dibandingkan dengan orang sehat. Pasien diabetes tipe 2 memiliki jumlah Firmicutes lebih rendah dan jumlah Bacteroides dan Proteobacteria lebih tinggi dibandingkan saluran cerna orang yang tidak menderita diabetes, rasio Bacteriodetes dan Firmicutes memiliki korelasi positif dengan penurunan resistensi insulin. Terjadinya disbiosis pada pasien diabetes tipe 2 yang memiliki komposisi bakteri dominan yaitu Bacteroides, Prevotella, dan Romboutsia yang ternyata berkorelasi positif dengan indeks T2D (type 2 diabetes) dan berkorelasi negatif dengan indeks massa tubuh. Penggunaan probiotik, khususnya spesies Lactobacillus telah terbukti efektif digunakan untuk memodulasi gut microbiota pada pasien diabetes tipe 2. Konsumsi probiotik yang mengandung Lactobacillus plantarum Dad-13 mampu menurunkan jumlah populasi Firmicutes dan meningkatkan populasi Bacteroidetes dan Proteobacteria, khususnya Prevotella. Probiotik mampu menjaga keseimbangan mikrobiota saluran pencernaan, meningkatkan imunitas tubuh dan memberikan manfaat kesehatan tubuh yang lain. Hasil metaanalisis yang dilakukan melaporkan bahwa probiotik dapat meningkatkan High Density Lipoprotein (HDL) dan dapat menurunkan kolesterol total, trigliserida, CRP, HbA1c, gula darah puasa, level insulin puasa, serta tekanan darah baik sistole maupun diastole. HDL berfungsi untuk mencegah terjadinya ateroma atau penyempitan pembuluh darah akibat lemak.
Berbagai produk probiotik telah beredar di Indonesia seperti Yakult, Yofit maupun suplemen (Lacto-B) namun faktanya kultur probiotik yang ada di pasaran tersebut merupakan kultur impor. Di lain pihak, Tim Peneliti Probiotik UGM memiliki kultur probiotik indigenous Indonesia yang diisolasi dari berbagai sumber bahan lokal asli Indonesia. Beberapa kultur probiotik yang dimiliki Tim Peneliti UGM dan potensial antara lain adalah L. plantarum Dad-13 (diisolasi dari dadih), L. plantarum Mut-7 dan Mut-13 (diisolasi dari gatot), dan L. plantarum T3 (diisolasi dari growol). Isolat-isolat yang diperoleh disimpan di Food & Nutrition Culture Collection (FNCC), Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM.
Probiotik indigenous L. plantarum Dad-13 melalui berbagai macam penelitian dimana dengan konsumi probiotik powder indigenous L. plantarum Dad-13 pada penderita obesitas mampu meningkatkan populasi Bacteroidetes khususnya genus Prevotella secara signifikan, dilain pihak terjadi penurunan jumlah populasi Firmicutes pada kelompok probiotik. Powder probiotik indigenous L. plantarum Dad-13 dinilai memiliki manfaat terhadap kesehatan sehingga Tim Peneliti Probiotik PSPG UGM melakukan komersialisasi produk powder probiotik L. plantarum Dad-13 “ProbioGama” pada penderita diabetes, khususnya untuk menyehatkan saluran pencernaan dengan menjaga keseimbangan gut microbiota.