Oleh: Prof. Dr. Ir. Endang S. Rahayu, MS.
Pada saat bayi masih di dalam kandungan, kondisinya masih steril dan belum terpapar mikroorganisme. Namun, ketika bayi tersebut dilahirkan khususnya kelahiran secara normal atau alami, kondisi bayi tersebut dengan cepat terpapar berbagai jenis mikroorganisme yang berasal dari kontak langsung dengan mikrobiota usus si ibu melalui saluran vagina dan lingkungan bayi dilahirkan yaitu tangan bidan, dokter, perawat serta peralatan medis yang digunakan selama proses kelahiran. Setelah bayi dilahirkan, ibu akan melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD), pemberian Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi. Diperkirakan Air Susu Ibu (ASI) mengandung bakteri kira-kira 104 sel/mL pada ibu yang sehat.
ASI memiliki nutrisi yang lengkap untuk pertumbuhan bayi, sitokin, immunoglobulin, dan enzim-enzim pencernaan. ASI tidak hanya membawa nutrisi yang lengkap untuk si bayi tetapi juga nutrisi khusus untuk bakteri baik Bifidobacterium serta Lactobacillus. Makanan untuk bakteri baik ini disebut sebagai Human Milk Oligosaccharides (HMOs). Nutrisi ini sangat cocok untuk Bifidobacterium, sehingga begitu bayi mulai menyusui, usus bayi mulai didominasi oleh bakteri baik ini, diikuti oleh kelompok yang lain yaitu Bacteroides dan Enterobacteriaceae. Bayi ASI diketahui memiliki gut microbiota yang lebih stabil, dibandingkan dengan bayi botol yang spektrumnya yang lebih luas, dengan beberapa contoh yang populasinya lebih tinggi diantaranya, Clostridium, Streptococcus, Enterococcus, Bacillus, Veillonella, Pseudomonas, Atopobium, yang mencirikan gut microbiota bayi botol. Hal ini dapat dipahami karena lebih banyak mikroorganisme yang terlibat saat mempersiapkan susu botol, yaitu mikroorganisme yang berasal dari peralatan, botol, susu formula, air yang digunakan; dibandingkan dengan ASI yang lebih lebih higienis.
Sejak usia dini, gut microbiota yang dalam kondisi seimbang memiliki peran yang sangat penting di dalam mendukung kesehatan bayi, melalui peranannya di dalam pertumbuhan dan diferensiasi sel epitel, metabolit yang dihasilkan, stimulasi sistem imun tubuh, serta peran protektif terhadap beberapa penyakit. Penghuni awal usus terbukti sangat penting dalam menentukan respon sistem imum tubuh, yang terkait pula dengan berbagai ganguan kesehatan. Apabila keseimbangan mikrobiota tidak segera dicapai sejak awal, diperkirakan akan terjadi gangguan sistem imun tubuh yang berlanjut pada berbagai penyakit, termasuk gangguan alergi yang muncul di masa kecil dan dewasa.
Guaraldi dan Salvatori (2012) dalam reviewnya menyebutkan bahwa, pola makan pada bulan pertama ternyata memiliki peran penting untuk memodulasi komposisi gut microbiota pada tahap awal kehidupan yang selanjutnya juga merupakan faktor yang sangat penting untuk kesehatan dimasa anak-anak maupun saat telah dewasa. ASI memiliki peran penting untuk menentukan komposi gut microbiota awal, khususnya terhadap dominasi bakteri baik dalam usus. Adapun peran protektif yang diberikan oleh ASI, adalah terhadap diare dan enterokolitis nekrotikan pada bayi baru lahir, terhadap alergi dan autoimun di masa kanak-kanak, termasuk penyakit celiac, diabetes tipe-I dan dermatitis atopik. ASI juga telah dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit radang usus, kardiovaskular, obesitas, dan diabetes tipe-2 pada kehidupan lebih lanjut.
Berbagai upaya telah dilakukan, agar susu formula mirip dengan komposisi ASI yaitu melalui penambahan probiotik (bakteri hidup), prebiotik (serat atau oligosakarida yang tidak dapat dicerna), dan laktoferin bovine. Penambahan komponen ini ditujukan untuk menginduksi kolonisasi mikrobiota bayi botol agar mirip dengan bayi ASI, sehingga memiliki pola gut microbiota susu ASI dan manfaat kesehatan, khususnya sistem imun yang optimal seperti bayi ASI. Secara keseluruhan, penerapan makanan formula dengan prebiotik dan probiotik telah terbukti efektif dalam mengubah komposisi mikrobiota menuju pola bayi ASI serta terhadap respon imun. Walaupun belum ada hasil definitif yang tersedia mengenai peningkatan kesehatan yang diperoleh dengan susu formula yang ditambah dengan berbagai komponen ini, namun demikian, yang telah terbukti membawa manfaat adalah pada bayi prematur ternyata terjadi penurunan insiden enterokolitis nekrotikan dan sepsis.
Dapat disimpulkan bahwa ASI adalah makanan bayi yang tidak tertandingi dengan apapun, manfaat kesehatan bagi bayi, sampai dengan kehidupan berikutnya tidak diragukan lagi. ASI eksklusif 6 bulan harus dianggap sebagai makanan utama untuk bayi dalam 6 bulan pertama kehidupan, sehingga pemberian ASI harus dilakukan dan digalakkan.
Referensi :
Guaraldi F. and Salvatori G. 2012. Effect of breast and formula feeding on gut microbiota shaping in newborns. Opinion Article. Cellular and Infection Microbiology. 16 October 2012 doi: 10.3389/fcimb.2012.00094