Sebagai pendahuluan untuk menjelaskan hubungan antara probiotik dan sindrom metabolik, kita ulas terlebih dahulu asal muasal probiotik dan manfaatnya bagi kesehatan tubuh, sebagai bentuk apresiasi terhadap tiga PENELITI terkemuka di bidang ini.
Februari
Penyakit kardiovaskular diperkirakan menjadi penyebab utama kematian dalam 20 tahun mendatang. Penyakit ini akan menjadi beban yang cukup besar, termasuk beban kesehatan dan perekonomian. Berbagai penelitian telah dilakukan, terkait dengan pencegahan maupun terapi terkait penyakit ini.
Probiotik yang diartikan sebagai konsumsi mikroorganisme hidup, dalam jumlah memadai serta membawa manfaat, juga diteliti manfaatnya untuk mengatasi penyakit ini. Hal ini dilandasi oleh kenyataan bahwa para penderita kardiovascular terkait dengan dysbiosis gut microbiota.
Telah diketahui bahwa pola makan dan gaya hidup sangat mempengaruhi kesehatan tubuh, diantaranya yang menjadi topik kali ini adalah metabolic disorder. Sedikitnya lima jenis penyakit yang mucul akibat metabolic disorder, yaitu: hipertensi, hiperkolesterolemia, trigliserida tinggi, diabetes, dan obesitas, yang semuanya dapat mengarah pada penyakit kardiovaskular.
Diketahui pula bahwa pada pasien yang menderita metabolic disorder juga terjadi dysbiosis gut microbiota, yaitu terjadi perubahan komunitas mikroorganisme yang hidup di usus. Pertanyaannya adalah, apakah probiotik dapat digunakan untuk membantu mengatasi metabolic disorder?
Pada hari Sabtu, 29 Januari 2022 Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM dan PUI-PT Probiotik berpartisipasi dalam Webinar Kedokteran Keluarga dengan topik “Gut-Brain Axis, Hubungan Kesehatan Mental dengan Probiotik”. Pada webinar ini, Prof. Dr. Ir. Endang Sutriswati Rahayu, M.S., selaku Kepala PSPG dan PUI-PT Probiotik berkesempatan menjadi narasumber bersama Dr. dr. Ronny Tri Wirasto, Sp.KJ (Dokter spesialis kesehatan jiwa di RSUP Dr. Sardjito) dan dr. Fitriana Murriya Ekawati, MPHC, Sp.KKLP, Ph.D. (Dosen Bidang Ilmu Kedokteran Keluarga dan Masyarakat FKKMK-UGM).