(image source: Ma et al., 2017)
Nonalcoholic fatty liver disease (NAFLD) merupakan gangguan hati kronis yang disebabkan karena kejadian obesitas dimana kejadiannya terus meningkat hingga saat ini, apalagi dengan adanya gaya hidup western yang identik dengan diet tinggi lemak, gula dan garam. Cohort study yang dilakukan oleh Lutsey et al. (2008) selama 9 tahun dengan melibatkan 9.514 subjek menunjukkan adanya 40% kasus baru sindrom metabolik dimana makanan barat, konsumsi daging, dan makanan gorengan meningkatkan sindrom metabolik, sedangkan konsumsi rendah lemak, ikan dan sereal yang tinggi melindungi terjadinya sindrom metabolik. Apabila kondisi ini tidak tekontrol, dapat menyebabkan terjadinya non-alcoholic fatty liver (NAFLD) (Wang et al., 2020). Terdapat beberapa penelitian yang mengaitkan antara komposisi gut microbiota dengan gangguan metabolisme dimana pada penderita gangguan metabolisme, terdapat kondisi yang disebut dengan disbiosis. Disbiosis merupakan kondisi dimana terdapat ketidakseimbangan komposisi mikrobiota usus sehingga bakteri patogen menekan jumlah bakteri baik penghasil SCFA. Padahal, keberadaan bakteri ini penting untuk menghasilkan metabolit menguntungkan seperti SCFA yang dapat memodulasi penghasilan energi atau memodulasi sinyal metabolism energi. Mikrobiota usus dapat meningkatkan absorbsi monosakaroda dan menekan penumpukan trigliserida pada jaringan adiposa.
Pada penderita NAFLD, disbiosis menyebabkan peningkatan keparahan lewat mekanisme kejadian inflamasi, resistensi insulin, bile acid dan metabolism choline. Choline berperan penting dalam metabolisme lipid dengan memfasilitasi transport lipid pada hepatosit dan mencegah akumulasi lipid berlebihan pada liver. Kondisi disbiosis dapat diatasi, salah satunya dengan pemberian probiotik. Probiotik merupakan mikrorganisme hidup yang apabila dikonsumsi dalam jumlah cukup dapat memberikan manfaat kesehatan. Mikrobia seperti Lactobacillus, Bifidobacterium dan Streptococcus merupakan jenis probiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen gram negatif. Penelitian yang dilakukan oleh Okubo et al. (2013) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh konsumsi Lactobacillus casei strain Shirota (LcS) pada tikus yang diperlakukan NASH. Pada tikus yang diperlakukan NASH, mengalami penurunan signifikan bakteri asam laktat (Lactobacillus dan Bifidobacterium) pada feses, tetapi setelah diberi intervensi LcS, jumlahnya menjadi meningkat. Konsumsi LcS juga mengurangi gejala NASH seperti hepatic histology dan mengembalikan trigliserida (TG) serta kolesterol total (TC). Selain itu, konsumsi LcS pada kelompok tikus high fat diet (HFD) dan diabetes dapat memperbaiki resistensi insulin dan menurunkan kadar plasma LBP. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa treatment LcS dapat menurunkan potensi terkena NAFLD yang diinduksi oleh fruktosa lewat penekanan ekspresi sinyal TLR4 pada hati.
Mikrobia yang berasal dari genus Lactobacillus juga telah diuji kemampuannya sebagai probiotik. Beberapa strain yang telah teruji kemampuannya untuk penderita NAFLD diantaranya L. plantarum MA2, A7 dan NCU116. Hasil menunjukkan bahwa baik L. plantarum A7 atau MA2 efektif dalam penurunan serum lemak, sedangkan L. plantarum NCU116 memperbaiki fungsi hati dan menurunkan akumulasi lemak pada hati. Hal yang sama juga terlihat pada intervensi probiotik L. rhamnosusu GG (LGG) pada tikus NAFLD dimana terdapat peningkatan mikrobia menguntungkan, memperbaiki fungsi pertahanan usus dan memperbaiki inflamasi hati, serta efek penurunan kolesterol lewat penghambatan sinyal FXR dan FGF15 (faktor pertumbuhan fibroblast). Probiotik lain seperti L. johnsonii BS15, L. reuteri GMNL-263, dan L. gasseri BNR17 juga terbukti memiliki pengaruh positif untuk penderita NAFLD menggunakan penelitian hewan coba. Selain penelitian menggunakan hewan coba, ada penelitian uji klinis menggunakan VSL#3 pada 44 anak obesitas yang menderita NAFLD dan 22 pasien dewasa penderita NAFLD dimana hasil menunjukkan bahwa intervensi menggunakan probiotik tersebut dapat memperbaiki plasma lipid, marker peroksidasi MDA dan 4-HNE dan keparahan liver disease.
Penelitian yang sedang dilakukan pada kelompok tikus dengan variasi pakan (high fat, high fructose high fat, dan western diet) menunjukkan bahwa terdapat penurunan yang signifikan pada kelimpahan Lactobacillus murinus, spesies predominan Lactobacillus, pada kelompok western diet dimana adanya penurunan spesies ini menandakan terjadinya disbiosis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa L. murinus dapat meningkatkan absorbsi GL dan GA, menempel pada permukaan sel Caco-2 sehingga ada kemungkinan memiliki efek langsung dengan dinding sel saluran pencernaan, serta mengurangi signifikansi liver injuri pada tikus. Sehingga, ada peluang bahwa pemberian L. murinus dapat membantu penderita NAFLD mengembalikan komposisi gut microbiota yang awalnya mengalami disbiosis menjadi normal.
Daftar Pustaka
Ma, J.; Zhou, Q.; Li, H. Gut Microbiota and Nonalcoholic Fatty Liver Disease: Insights on Mechanisms and Therapy. Nutrients 2017, 9, doi:10.3390/nu9101124.
Okubo, H.; Sakoda, H.; Kushiyama, A.; Fujishiro, M.; Nakatsu, Y.; Fukushima, T.; Matsunaga, Y.; Kamata, H.; Asahara, T.; Yoshida, Y.; et al. Lactobacillus casei strain Shirota protects against nonalcoholic steatohepatitis development in a rodent model. Am. J. Physiol. Gastrointest. Liver Physiol. 2013, 305, G911–G918.
Naito, E.; Yoshida, Y.; Makino, K.; Kounoshi, Y.; Kunihiro, S.; Takahashi, R.; Matsuzaki, T.; Miyazaki, K.; Ishikawa, F. Beneficial effect of oral administration of Lactobacillus casei strain Shirota on insulin resistance in diet-induced obesity mice. J. Appl. Microbiol. 2011, 110, 650–657.
Fazeli, H.; Moshtaghian, J.; Mirlohi, M.; Shirzadi, M. Reduction in serum lipid parameters by incorporation of a native strain of Lactobacillus Plantarum A7 in Mice. Iran. J. Diabetes Lipid Disord. 2010, 9, 1–7. 74.
Wang, Y.; Xu, N.; Xi, A.; Ahmed, Z.; Zhang, B.; Bai, X. Effects of Lactobacillus plantarum MA2 isolated from Tibet kefir on lipid metabolism and intestinal microflora of rats fed on high-cholesterol diet. Appl. Microbiol. Biotechnol. 2009, 84, 341–347.
Li, C.; Nie, S.P.; Zhu, K.X.; Ding, Q.; Xiong, T.; Xie, M.Y. Lactobacillus plantarum NCU116 improves liver function, oxidative stress and lipid metabolism in rats with high fat diet induced non-alcoholic fatty liver disease. Food Funct. 2014, 5, 3216–3223.
Ritze, Y.; Bardos, G.; Claus, A.; Ehrmann, V.; Bergheim, I.; Schwiertz, A.; Bischoff, S.C. Lactobacillus rhamnosus GG protects against non-alcoholic fatty liver disease in mice. PLoS ONE 2014, 9, e80169. [CrossRef] [PubMed]
Kim, B.; Park, K.Y.; Ji, Y.; Park, S.; Holzapfel, W.; Hyun, C.K. Protective effects of Lactobacillus rhamnosus GG against dyslipidemia in high-fat diet-induced obese mice. Biochem. Biophys. Res. Commun. 2016, 473, 530–536.