Setelah melangsungkan Webinar Gut-Lang Axis Seri pertama pada 24 April 2020 (Link materi webinar GLA seri I: http://cfns.ugm.ac.id/2020/04/24/materi-webinar-gut-lung-axis-peran-probiotik-dalam-mengatasi-covid-19/), pada hari Jumat, 8 Mei 2020 Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM kembali menggelar Webinar yang bertajuk “Gut-Lung Axis: Peran Probiotik dalam Mengatasi Covid-19 Seri Kedua”. Kali ini PSPG bekerja sama dengan Indonesian Society for Lactic Acid Bacteria (ISLAB-GM). Pembicara pada webinar kali ini adalah Prof. Dr. Lilis Nuraida, M.Sc. (SEAFAST Center and Department of Food Science and Technology, IPB University) dan Prof. Heda Melinda Nataprawira, Sp.A(K)., M.Kes. (Pediatric Respirology, Hasan Sadikin Hospital; Universitas Padjadjaran Bandung). Bertindak sebagai host yaitu Prof. Dr. Ir. Endang S. Rahayu (Kepala PSPG UGM) serta Ir. I Nengah Sujaya, M.Agr.Sc., Ph.D. (Universitas Udayana) sebagai moderator.
Makanan Bergizi dan Sistem Imun
Oleh: Prof. Dr. Ir. Endang Sutriswati Rahayu, M.S.
Seseorang yang memiliki pola makan yang baik, diet seimbang, bergizi dan bervariasi cenderung memiliki tubuh yang lebih sehat dengan sistem imun tubuh yang lebih kuat, dan memiliki risiko rendah terhadap serangan penyakit infeksi dan kronis. Berbagai jenis makanan segar atau yang diproses secara minimal merupakan sumber vitamin, mineral, serat, protein serta antioksidan. Untuk mendukung tubuh yang sehat juga perlu minum yang cukup. Mengurangi makanan manis, asin serta lemak diperkirakan dapat menurunkan risiko kegemukan, penyakit jantung, stroke, diabetes dan beberapa tipe penyakit kanker. Vitamin sangat penting di dalam meningkatkan sistem imun tubuh, sedang antioksidan dapat meredakan peradangan (inflamasi) serta mampu menjaga tekanan darah normal dan menurunkan risiko terjadinya penyakit jantung.
Materi Webinar “Gut-Lung Axis: Peran Probiotik dalam Mengatasi Covid-19” Seri I
Pada hari Jumat, 24 April 2020 Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM melaksanakan Webinar yang bertajuk “Gut-Lung Axis: Peran Probiotik dalam Mengatasi Covid-19”. Pembicara pada webinar ini adalah Prof. Dr. Ir. Endang S. Rahayu, M.S. (Kepala PSPG UGM, Ahli di bidang Probiotik & Gut Microbiota) dan Ir. I Nengah Sujaya, M.Agr.Sc., Ph.D. (Dosen Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana).
Gut Microbiota, Dysbiosis dan Konstipasi
(ESR edisi Gut Microbiota)
Konstipasi atau sembelit diartikan sebagai frekuensi buang air besar yang lebih sedikit dibandingkan normal. Pada individu normal, dalam satu minggu, buang air besar setidaknya lebih dari 3x, bahkan ada yang melakukannya rutin setiap pagi hari. Namun jika frekuensi buang air besar kurang dari 3 kali seminggu, maka seseorang disebut mengalami konstipasi. Akibatnya ninja menjadi kering dan keras dan lebih sulit dikeluarkan. Konstipasi disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya, pola makan yang kurang teratur, kurang serat, jarang berolah raga, stress, depresi, kesibukan yang luar biasa, dll. Konstipasi yang tidak ditangani dengan baik, dapat memicu terjadinya kanker kolon.
Ilustrasi: Google
Lactobacillus plantarum mampu menjaga keseimbangan gut microbiota orang Indonesia. Keseimbangan gut microbiota mendukung kesehatan usus.
Individu obesitas ternyata memiliki komposisi gut microbiota berbeda dengan individu yang normal. Terdapat 4 phylum yang mendominasi gut microbiota (Indonesia) yaitu Firmicutes, Bacteroides, Actinobacteria, dan Proteobacteria. Beberapa jenis gut microbiota dapat mengekstrak energi yang diperoleh dari metabolisme karbohidrat yang tidak tercerna menjadi SCFA yang selanjutnya berpengaruh pada perubahan metabolisme tubuh, diantarnya disimpan dalam bentuk lemak. Walaupun jenis mikroorganisme yang dapat mengekstrak energi ini belum dapat dipastikan, namun yang jelas bahwa komposisi gut microbiota antara individu dengan berat badan normal dan yang mengalami obesitas adalah berbeda. Berdasar publikasi yg ada, dilaporkan bahwa bagi penderita obesitas populasi Firmicutes meningkat, dilain pihak Bacteriodetes nya menurun. Bagaimana dengan manipulasi gut microbiota agar yang semula dalam kondisi tidak seimbang dikembalikan ke kondisi seimbang? Apakah Lactobacillus plantarum yang merupakan salah satu penghuni usus Indonesia ini dapat digunakan untuk menyeimbangakan gut microbiota.
Stunting yang diartikan sebagai individu yang memiliki tinggi badan lebih pendek dari pada umumnya, merupakan salah satu akibat dari malnutrisi. Sedang malnutrisi sendiri dapat diartikan sebagai kurang gizi yang berakibat pada stunting yaitu pendek, atau wasting yaitu kurus, maupun over gizi yang berakibat pada obesitas. Kondisi stunting di Indonesia memang masih memprihatinkan, dari data resmi yang ada, persentase anak stunting masih berkisar antara 38%. Bahkan Indonesia menempati posisi terburuk ke 3 di negara Asia, setelah Timor Leste dan India.
Author : Nancy EPM
Produk olahan susu saat ini sudah mengalami banyak perkembangan, berbagai produk tersebut diawali oleh peningkatan produksi susu yang terus meningkat dari tahun ke tahun yaitu 135033000,79 Liter pada tahun 2018 menjadi 165775000,02 Liter pada tahun 2019 (BPS, 2020). Peningkatan produksi susu tersebut diikuti oleh peningkatan konsumsi susu di Indonesia yaitu 14,184 Liter per kapita pertahun pada 2018 menjadi 18,56 Liter per kapita pertahun pada 2019 (BPS, 2020). Produk olahan susu yang paling umum kita ketahui adalah yogurt dan susu fermentasi. Konsumsi yogurt di Indonesia tahun 2020 menurut statiska.com sebesar 9,4 kg. Semakin banyak kalangan yang menyukai yogurt dan susu fermentasi maka semakin banyak pula produksi produk tersebut, dilansir dari data Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI (2019) yang menyatakan bahwa eksport yogurt di Inodnesia lebih tinggi dibandingkan importnya pada tahun 2018 yaitu 2046,11 ton dan 1201,05 ton.
Oleh: Prof. Dr. Ir. Endang Sutriswati Rahayu, M.S.
Definisi probiotik yang saat ini banyak diacu adalah yang dikeluarkan oleh FAO/WHO (2001 dan 2002), yaitu mikroorganisme hidup yang apabila dikonsumsi dengan jumlah yang cukup dapat memberi manfaat kesehatan. Ada 3 (tiga) hal yang harus dipenuhi oleh mikroorganisme probiotik: (1) mikroorganisme dalam kondisi hidup saat dikonsumsi dan mampu berkolonisasi di kolon (usus besar); (2) jumlahnya cukup; (3) membawa manfaat terhadap kesehatan tubuh.
Definisi ini selanjutnya dikuatkan oleh ISAAP (International Scientific Association for Probiotics and Prebiotics, 2014) dalam sebuah konsensus yang mengusulkan bahwa probiotik tidak hanya mikroorganisme yang hidup saja tetapi merupakan strain yang teridentifikasi dengan baik (well-defined strains) (Hill, C. et al. Nat. Rev. Gastroenterol. Hepatol. 11, 506–514 (2014); published online 10 June 2014; doi:10.1038/nrgastro.2014.66).
Gut Microbiota, Disbiosis pada Pasien COVID-19 dan Peran Probiotik
Pandemik-19 belum ada tanda-tanda berakhir, dan kapan berakhirnyapun belum dapat dipastikan. Saat ini, total kasus di Indonesia sudah mencapai 369.000 orang, dengan jumlah kematian mencapai 12.734. Sejak awal September, pertambahan pasien Covid-19 rata-rata setiap hari mencapai lebih dari 3.000 orang. Pandemik Covid-19 telah menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat global. Berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka untuk menekan penyebaran kasus Covid-19 ini. Tulisan pendek kali ini, akan difokuskan pada peran probiotik di dalam membantu mengatasi keparahan yang terjadi pada pasien Covid-19. Probiotik diartikan sebagai mikroorganisme hidup yang apabila dikonsumsi dalam jumlah cukup dapat menyehatkan tubuh, melalui kesehatan usus. Bagaimana hubungan probiotik dengan pasien Covid-19?. Berikut adalah penjelasan singkatnya.
Beberapa bukti menunjukkan bahwa virus penyebab Covid-19, yaitu SARS-CoV-2 ternyata juga mampu menyerang sel epitel usus, yang berujung pada gangguan saluran pencernaan dan ditandai dengan diare. Gangguan keseimbangan gut microbiota pada pasien Covid-19 telah dilaporkan oleh Zuo Tao, dkk (2020) pada journal Gastroenterology. Para peneliti ini mengamati perubahan gut microbiota pada 15 pasien Covid-19 yang diopname di Hongkong dengan berbagai level keparahan. Gambar yang disajikan berikut ini adalah kesimpulan dari hasil yang diperoleh. Pada gambar orang sehat, bakteri komensal yang dominan adalah Eubacterium, Faecalibacterium prausnitzii, Roseburia dan Lachnospiraceae. Peran penting bakteri dalam menyehatkan usus ini adalah melalui produksi short chain fatty acid, menjaga sistem imun tubuh, serta memiliki sifat anti-inflamasi. Pada pasein Covid-19, ternyata populasi beberapa komensal bakteri baik menurun, diikuti dengan peningkatan patogen oportunis yang dapat merugikan. Beberapa bakteri bahkan dapat memperparah kondisi pasien Covid-19 (seperti terlihat dalam gambar). Kondisi gangguan keseimbangan gut microbiota Inilah yang disebut sebagai DISBIOSIS. Beberapa paper yang mereview hubungan antara probiotik dan pasien Covid-19 telah muncul di tahun 2020. Disbiosis pada pasien Covid-19, diduga juga disebabkan oleh treatment antibiotik. Salah satu paper yang menarik adalah peran probiotik didalam mengatasi disbiosis pada pasien Covid-19. Hal inilah yang juga dipakai sebagai landasan teori Tim PUI-PT Probiotik UGM, yang saat ini sedang melakukan penelitian hubungan konsumsi probiotik lokal (ProbioGama) di dalam membantu mengatasi disbiosis gut microbiota pada pasien Covid-19. Harapan para peneliti, probiotik yang mampu hidup di usus dapat membantu menyehatkan kembali kondisi usus. Kondisi usus yang sehat berperanan didalam mendukung sistem imun tubuh. Jagalah ususmu untuk mendukung tubuh tetap sehat. Salam sehat.
Perkembangan makanan dengan proses fermentasi terus berkembang. hampir di seluruh dunia memiliki makanan fermentasi yang sangat khas dan unik. Makanan fermentasi yang cukup familiar di Indonesia seperti tempe, oncom, brem, tape, dan dadih. Mikrobia yang berperan dalam proses fermentasi sangat beragam dan beberapa memiliki manfaat utamanya terhadap kesehatan. Mikrobioa yang bermanfaat tersebut umumnya disebut sebagai probiotik dan dapat memberikan kesehatan utamanya pada saluran pencernaan.
Pembahasan mengenai makanan fermentasi serta peranan probiotik pada makanan fermentasi dan kesehatan akan dijelasakan lebih dalam pada buku yang berjudul “Makanan fermentasi dan Probiotik”, dijelaskan juga terkait pengembangan bakteri asam laktat, makanan fermentasi serta mikrobia yang berperan pada saluran pencernaan manusia.