Perkembangan Gut Microbiota – Peran Next Generation Probiotics
Perkembangan Gut Microbiota sejak bayi dilahirkan sampai dengan lanjut usia dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama pola makan, faktor genetik, gaya hidup, lingkungan, dan juga obat yang dikonsumsi, terutama antibiotik.
Berdasarkan pola makan, gut microbiota dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu Bacteroides Enterotype terutama pada kelompok yang banyak mengonsumsi protein hewani, dan Prevotella Enterotype yaitu pada kelompok yang banyak mengonsumsi karbohidrat nabati.
Bagaimana dengan orang Indonesia?. Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa:
Bayi yang mengonsumsi ASI, gut microbiotanya didominasi oleh Bifidobacterium dan Bacteroides; ASI membawa nutrisi untuk bakteri baik Bifidobacterium ini. Setelah bayi mulai mengonsumsi makanan padat, dominasi mikroorganisme beralih ke Prevotella. Prevotella Enterotype merupakan type gut microbiota orang Indonesia, sejak anak-anak, pemuda, dewasa sampai dengan lanjut usia, hal ini didukung oleh pola makan kita yang banyak berkarbohidrat nabati.
Gut microbiota pada kondisi seimbang (normobiosis), mendukung usus yang sehat, mampu memproteksi usus dari serangan pathogen, menghasilkan komponen yang penting, terutama short chain fatty acid, vitamin, serta mampu meningkatkan system imun tubuh.
Pada kondisi dysbiosis karena beberapa hal, terutama infeksi pathogen,konsumsi antibiotic, bahkan juga adanya serangan COVID-19, dapat menyebabkan gangguan usus, demikian juga pada individu dengan gangguan metabolism (misalnya pada individu dengan obesitas, diabetes atau mengalami inflamasi) diketahui terjadi dysbiosis.
Probiotik yang diartikan sebagai mikroorganisme hidup yang dikonsumsi dalam jumlah cukup dan membawa manfaat kesehatan, sering digunakan untuk memodulasi kondisi dysbiosis agar kembali menjadi normobyosis, agar usus kembali sehat. Lactobacillus dan Bifidobacterium merupakan dua genus yang banyak dipakai sebagai agensia probiotik dan pada umumnya dinyatakan aman untuk dikonsumsi.
Namun dengan berkembangnya pengetahuan tentang gut microbiota beberapa tahun terakhir ini, diketahui bahwa pada kondisi dysbiosis karena gangguan usus terjadi penurunan drastis bakteri obligat anaerob Faecalibacterium prausnitzii demikian juga saat terjadi gangguan metabolism, populasi Akermansia muciniphila juga turun drastis. Kedua bakteri obligat anaerob kini mulai dipertimbangkan sebagai agensia probiotik walaupun memerlukan proses dan tekonologi yang sangat canggih, karena bakteri ini sangat sensitive terhadap oksigen. Kedua bakteri ini disebut sebagai NEXT GENERATION PROBIOTICS.
Bagaimana dengan fecal microbiota transplant? Walaupun masih pada level penelitian, langsung memindahkan feses (yang berisi gut microbiota) orang sehat ke pasien, tentu saja setelah dikering bekukan dan dimasukkan dalam kapsul, adalah dimungkinkan …. (lewat bawah ya) …. terutama untuk mengatasi gangguan usus yang berlarut larut ……
Salam sehat selalu tetap jaga ususmu …. jaga mikroorganisme yang hidup di usus, bersimbiosis agar membawa manfaat bagi kedua belah pihak dalam satu tubuh.
Endang Sutriswati Rahayu
#gutmicrobiota
#probiotic
#nextgenerationprobiotic