Peran Probiotik-Brain-Gut Relationships untuk Holistic Wellness

Oleh: Mifta Gatya

Pada Sabtu, 16 Oktober 2021, diadakan Seminar Virtual Internasional dalam rangka merayakan World Food Day dengan tema “Traditional Roots of Functional Foods and Nutraceuticals to serve Human Wellbeing” dimana Prof. Dr. Ir. Endang S. Rahayu, M.S. menjadi salah satu pembicaranya. Dalam acara ini, beliau menjelaskan keterkaitan antara probiotik-brain-gut dengan Holistic Wellness.

Dalam presentasi tersebut dijelaskan bahwa ternyata gut microbiota berhubngan dengan patofisiologi usus serta sistem syaraf pusat dengan memodulasi jalur sinyal dari microbiota-gut-brain axis. Dalam kondisi yang normal (normobiosis), simbiosis mutualisme antara microbiota-gut-brain axis dengan sel tubuh dan metabolisme dapat terjadi. Akan tetapi, terdapat suatu kondisi dimana komposisi gut microbiota mengalami ketidakseimbangan yang disebut dengan disbiosis. Pada kondisi ini, populasi bakteri patogen lebih banyak dibandingkan dengan bakteri baik. Hal ini berakibat pada terjadinya gangguan metabolisme seperti inflammatory bowel syndrome, obesitas and gangguan neurologis. Disbiosis uga berakibat pada fungsi otak karena berkurangnya sitokin dan short chain fatty acid (SCFA) yang diproduksi oleh gut microbiota. Intervensi menggunakan probiotik dapat dijadikan salah satu alternatif terapi untuk mengatasi disbiosis. Penelitian menyatakan bahwa probiotik dapat berperan dalam gut-brain signalling, keseimbangan imun dan regulasi hormon. Saat ini juga probiotik juga terbukti dapat menekan stress atau gejala terkait depresi dengan memodulasi fungsi otak. Bifidobacterium dan Lactobacillus terbukti dapat menghasilkan SCFA serta beberapa neurotransmitter seperti serotonin,, GABA, neropinephrine, dan depomine. Serorinin ini dapat berefek langsung ke otak yang dapat mengurangi stres dengan memberikan rasa nyaman dan senang. read more