Universitas Gadjah Mada PUI-PT Riset dan Aplikasi Probiotik Terpadu untuk Industri
Pusat Studi Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada
  • Home
  • Tentang Kami
    • Description
    • Vision and Mission
  • Kegiatan
    • Webinar dan Kuliah Umum
    • ISLAB
      • 2nd IC-ISLAB
      • 3rd IC-ISLAB
      • 4th IC-ISLAB
      • 5th IC-ISLAB
    • ACLAB
    • Probiotic Day
      • Probiotic Day in Yogyakarta (2018)
      • Probiotic Day di Bali (2019)
      • Probiotic Day di Yogyakarta (2019)
  • Penelitian
    • About Probiotics
    • Research & Article
    • Publikasi
  • Produk
  • DIGUTBIOSH
  • Hubungi Kami
  • Beranda
  • COVID-19
  • COVID-19
Arsip:

COVID-19

Perkembangan Gut Microbiota – Peran Next Generation Probiotics

ArticleResearch Senin, 25 Januari 2021

Perkembangan Gut Microbiota – Peran Next Generation Probiotics

Perkembangan Gut Microbiota sejak bayi dilahirkan sampai dengan lanjut usia dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama pola makan, faktor genetik, gaya hidup, lingkungan, dan juga obat yang dikonsumsi, terutama antibiotik.
Berdasarkan pola makan, gut microbiota dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu Bacteroides Enterotype terutama pada kelompok yang banyak mengonsumsi protein hewani, dan Prevotella Enterotype yaitu pada kelompok yang banyak mengonsumsi karbohidrat nabati. read more

[Gut Microbiota – COVID-19] Apakah ada keterkaitan antara Gut Microbiota dan COVID-19?

Article Jumat, 22 Januari 2021

[Gut Microbiota – COVID-19] Apakah ada keterkaitan antara Gut Microbiota dan COVID-19?

Sebagai makhluk SUPERORGANISME yang hidup bersama dengan triliyunan microorganism yang ada di usus (kolon), kita harus memperhatikan juga keberadaan makhluk ini. Kita harus mampu bersimbiosis, hidup bersama, saling menguntungkan dalam satu tubuh dengan makhluk kecil yang tidak kasat mata ini.  Apalagi diketahui bahwa mikroorganisme yang ada di usus, atau sering kita sebut sebagai gut microbiota, juga berperanan dalam mendukung kesehatan tubuh. read more

Probiotik – Virus – Usus

ArticleResearch Sabtu, 14 November 2020

Telah banyak bukti bahwa probiotik dapat digunakan untuk memperpendek waktu durasi diare yang disebabkan oleh virus yang menyerang usus. Bagaimana mekanisme probiotik dalam mengatasi diare oleh virus ini? Secara umum probiotik terbukti mampu meningkatkan kesehatan usus melalui modulasi system imun, kompetisi nutrisi dengan patogen, sintesa komponen yang menguntungkan seperti, anti bakteri, SCFA, vitamin, dll. Namun berikut ini ada artikel yang menarik, bagaimana probiotik menangkal serangan virus corona yang menyerang usus. Artikel Chai dkk (2013) menjelaskan salah satu mekanisme bakteri probiotik dalam menangkal virus corona usus TGEV (Transmissible GastroEnteritis Virus), adalah melalui anti viral yang dimilikinya. Virus ini menyebabkan kematian mendekati 100% anak babi yang baru lahir, dikarenakan system imun yang belum berkembang pada babi yang baru saja dilahirkan. Salah satu solusinya yang dilaporkan oleh Chai dkk ini adalah kemungkinan pemberian probiotik yang pada penelitian ini digunakan strain Enterococcus faecium. Bagaimana mekanismenya? Secara sederhana dapat disampaikan bahwa bakteri ini ternyata memiliki antiviral effect yang ditunjukkan dalam sebuah gambar terjadinya penempelan virus ini pada bakteri. Nah … kalau virus sudah menempel pada bakteri, virus tidak mampu lagi menyerang sel usus babi. Ini baru salah satu mekanisme, silahkan menelusuri jurnal ini: https://link.springer.com/article/10.1007/s00705-012-1543-0 Apakah bakteri probiotik juga dapat digunakan untuk menangkal serangan virus corona yang lain, termasuk SARS CoV-2 penyebab Pandemi COVID-19? Apakah bakteri probiotik juga dapat digunakan untuk menghasilkan antivirus atau vaksin untuk mengatasi pandemi COVID-19, bahkan misalnya melalui rekayasa genetika? Hal ini telah menjadi pemikiran para pakar dunia. Salam sehat dan bahagia (ESR)

Adakah Hubungan antara Gut Microbiota dengan Covid-19?

Article Sabtu, 14 November 2020

Oleh: Prof. Dr. Ir. Endang S. Rahayu, MS.

Jawabannya ternyata memang ada. Covid-19 yang membuat repot sedunia, adalah molekul genetik RNA yang terbungkus protein, yang apabila menyerang manusia via pernafasan, menyebabkan perusakan paru-paru yang pada kondisi parah dapat menyebabkan kematian.

Gao, Yan Qin dkk (Journal of Digestive Disease, Feb 2020) menyebutkan bahwa berdasarkan laporan rumah sakit di Universitas Wuhan, terdeteksi virus Covid-19 pada feses dan hasil swab test anus pasien Covid-19. Oleh karena itu, ada kemungkinan penularan infeksi Covid-19 melalui feses-oral. Sehingga perhatian juga harus diberikan pada kebersihan tangan, muntahan, feses, serta cairan tubuh pasien. Para penulis berpendapat bahwa virus berikatan dengan angiotensin-converting enzyme 2 (ACE2) yang ditemukan di paru-paru yang ternyata juga terdapat di sel epitel usus kecil. Inilah yang menjelaskan bahwa virus juga dapat masuk ke saluran pencernaan. Hal ini sejalan dengan laporan terakhir, bahwa diare juga merupakan salah satu indikasi dari serangan Covid-19, disamping indikasi utama yaitu demam, batuk kering serta sesak nafas. Gejala diare hanya muncul di sekitar 1-10.1%, sedang nausea dan muntah-muntah hanya sekitar 1-3.6% pasien Covid-19. Pemerintah China telah berupaya keras untuk mengatasi Covid-19 ini, terutama dalam mendapatkan anti-virus. Lebih lanjut Gao dkk mengungkapkan bahwa modulasi gut microbiota dengan probiotik dapat dijadikan alternatif untuk mengatasi Covid-19. Diharapkan probiotik yang dapat menyehatkan saluran cerna juga berimbas pada kesehatan saluran pernafasan. read more

Gut Microbiota – Brain – Liver – Lung Axis

Article Sabtu, 14 November 2020

Gut Microbiota – Brain – Liver – Lung Axis

Oleh: Prof. Dr. Ir. Endang S. Rahayu, M.S.

Bagaimana menjelaskan hubungan antara mikrobiota yang ada di Gut (usus) dengan Liver, Brain, dan Lung?  Bagaimana peran probiotik di dalam mengatasi dysbiosis?

Gut Microbiota yang berisi triliunan mikroorganisme dengan sekitar 2000-3000 spesies yang berbeda serta total gen sekitar 150x lebih banyak dari gen manusia, memiliki peranan penting di dalam kesehatan tubuh. Perkembangan gut microbiota dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu diet (pola makan), genetik, umur, daerah, kebiasaan, aktivitas fisik, obat-obatan, dan faktor yang lain. Namun, di antara faktor-faktor ini, diet merupakan faktor utama. read more

Materi Webinar Gut-Lung Axis Seri 2 (8 Mei 2020)

ArticleKegiatan PUI-PT Probiotik Sabtu, 14 November 2020

Setelah melangsungkan Webinar Gut-Lang Axis Seri pertama pada 24 April 2020 (Link materi webinar GLA seri I: http://cfns.ugm.ac.id/2020/04/24/materi-webinar-gut-lung-axis-peran-probiotik-dalam-mengatasi-covid-19/), pada hari Jumat, 8 Mei 2020 Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM kembali menggelar Webinar yang bertajuk “Gut-Lung Axis: Peran Probiotik dalam Mengatasi Covid-19 Seri Kedua”. Kali ini PSPG bekerja sama dengan Indonesian Society for Lactic Acid Bacteria (ISLAB-GM). Pembicara pada webinar kali ini adalah Prof. Dr. Lilis Nuraida, M.Sc. (SEAFAST Center and Department of Food Science and Technology, IPB University) dan Prof. Heda Melinda Nataprawira, Sp.A(K)., M.Kes. (Pediatric Respirology, Hasan Sadikin Hospital; Universitas Padjadjaran Bandung). Bertindak sebagai host yaitu Prof. Dr. Ir. Endang S. Rahayu (Kepala PSPG UGM) serta Ir. I Nengah Sujaya, M.Agr.Sc., Ph.D. (Universitas Udayana) sebagai moderator. read more

Materi Webinar Gut-Lung Axis Seri 1 (24 April 2020)

ArticleKegiatan PUI-PT Probiotik Sabtu, 14 November 2020

Materi Webinar “Gut-Lung Axis: Peran Probiotik dalam Mengatasi Covid-19” Seri I

Pada hari Jumat, 24 April 2020 Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM melaksanakan Webinar yang bertajuk “Gut-Lung Axis: Peran Probiotik dalam Mengatasi Covid-19”. Pembicara pada webinar ini adalah Prof. Dr. Ir. Endang S. Rahayu, M.S. (Kepala PSPG UGM, Ahli di bidang Probiotik & Gut Microbiota) dan Ir. I Nengah Sujaya, M.Agr.Sc., Ph.D. (Dosen Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana). read more

Gut Microbiota, Disbiosis pada Pasien COVID-19 dan Peran Probiotik

Article Sabtu, 14 November 2020

Gut Microbiota, Disbiosis pada Pasien COVID-19 dan Peran Probiotik

Pandemik-19 belum ada tanda-tanda berakhir, dan kapan berakhirnyapun belum dapat dipastikan. Saat ini, total kasus di Indonesia sudah mencapai 369.000 orang, dengan jumlah kematian mencapai 12.734. Sejak awal September, pertambahan pasien Covid-19 rata-rata setiap hari mencapai lebih dari 3.000 orang. Pandemik Covid-19 telah menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat global. Berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka untuk menekan penyebaran kasus Covid-19 ini. Tulisan pendek kali ini, akan difokuskan pada peran probiotik di dalam membantu mengatasi keparahan yang terjadi pada pasien Covid-19. Probiotik diartikan sebagai mikroorganisme hidup yang apabila dikonsumsi dalam jumlah cukup dapat menyehatkan tubuh, melalui kesehatan usus. Bagaimana hubungan probiotik dengan pasien Covid-19?. Berikut adalah penjelasan singkatnya.
Beberapa bukti menunjukkan bahwa virus penyebab Covid-19, yaitu SARS-CoV-2 ternyata juga mampu menyerang sel epitel usus, yang berujung pada gangguan saluran pencernaan dan ditandai dengan diare. Gangguan keseimbangan gut microbiota pada pasien Covid-19 telah dilaporkan oleh Zuo Tao, dkk (2020) pada journal Gastroenterology. Para peneliti ini mengamati perubahan gut microbiota pada 15 pasien Covid-19 yang diopname di Hongkong dengan berbagai level keparahan. Gambar yang disajikan berikut ini adalah kesimpulan dari hasil yang diperoleh. Pada gambar orang sehat, bakteri komensal yang dominan adalah Eubacterium, Faecalibacterium prausnitzii, Roseburia dan Lachnospiraceae. Peran penting bakteri dalam menyehatkan usus ini adalah melalui produksi short chain fatty acid, menjaga sistem imun tubuh, serta memiliki sifat anti-inflamasi. Pada pasein Covid-19, ternyata populasi beberapa komensal bakteri baik menurun, diikuti dengan peningkatan patogen oportunis yang dapat merugikan. Beberapa bakteri bahkan dapat memperparah kondisi pasien Covid-19 (seperti terlihat dalam gambar). Kondisi gangguan keseimbangan gut microbiota Inilah yang disebut sebagai DISBIOSIS. Beberapa paper yang mereview hubungan antara probiotik dan pasien Covid-19 telah muncul di tahun 2020. Disbiosis pada pasien Covid-19, diduga juga disebabkan oleh treatment antibiotik. Salah satu paper yang menarik adalah peran probiotik didalam mengatasi disbiosis pada pasien Covid-19. Hal inilah yang juga dipakai sebagai landasan teori Tim PUI-PT Probiotik UGM, yang saat ini sedang melakukan penelitian hubungan konsumsi probiotik lokal (ProbioGama) di dalam membantu mengatasi disbiosis gut microbiota pada pasien Covid-19. Harapan para peneliti, probiotik yang mampu hidup di usus dapat membantu menyehatkan kembali kondisi usus. Kondisi usus yang sehat berperanan didalam mendukung sistem imun tubuh. Jagalah ususmu untuk mendukung tubuh tetap sehat. Salam sehat. read more

Gut Microbiota, Disbiosis pada Pasien COVID-19 dan Peran Probiotik

ACLABArticleISLABProbiotic DayResearch Rabu, 21 Oktober 2020

Pandemik Covid-19 belum ada tanda-tanda berakhir, dan kapan berakhirnyapun belum dapat dipastikan. Saat ini, total kasus di Indonesia sudah mencapai 369.000 orang, dengan jumlah kematian mencapai 12.734. Sejak awal September, pertambahan pasien Covid-19 rata-rata setiap hari mencapai lebih dari 3.000 orang. Pandemik Covid-19 telah menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat global. Berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka untuk menekan penyebaran kasus Covid-19 ini. Tulisan pendek kali ini, akan difokuskan pada peran probiotik di dalam membantu mengatasi keparahan yang terjadi pada pasien Covid-19. Probiotik diartikan sebagai mikroorganisme hidup yang apabila dikonsumsi dalam jumlah cukup dapat menyehatkan tubuh, melalui kesehatan usus. Bagaimana hubungan probiotik dengan pasien Covid-19?. Berikut adalah penjelasan singkatnya. Beberapa bukti menunjukkan bahwa virus penyebab Covid-19, yaitu SARS-CoV-2 ternyata juga mampu menyerang sel epitel usus, yang berujung pada gangguan saluran pencernaan dan ditandai dengan diare. Gangguan keseimbangan gut microbiota pada pasien Covid-19 telah dilaporkan oleh Zuo Tao, dkk (2020) pada journal Gastroenterology. Para peneliti ini mengamati perubahan gut microbiota pada 15 pasien Covid-19 yang diopname di Hongkong dengan berbagai level keparahan. Gambar yang disajikan berikut ini adalah kesimpulan dari hasil yang diperoleh. Pada gambar orang sehat, bakteri komensal yang dominan adalah Eubacterium, Faecalibacterium prausnitzii, Roseburia dan Lachnospiraceae. Peran penting bakteri dalam menyehatkan usus ini adalah melalui produksi short chain fatty acid, menjaga sistem imun tubuh, serta memiliki sifat anti-inflamasi. Pada pasein Covid-19, ternyata populasi beberapa komensal bakteri baik menurun, diikuti dengan peningkatan patogen oportunis yang dapat merugikan. Beberapa bakteri bahkan dapat memperparah kondisi pasien Covid-19 (seperti terlihat dalam gambar). Kondisi gangguan keseimbangan gut microbiota Inilah yang disebut sebagai DISBIOSIS. Beberapa paper yang mereview hubungan antara probiotik dan pasien Covid-19 telah muncul di tahun 2020. Disbiosis pada pasien Covid-19, diduga juga disebabkan oleh treatment antibiotik. Salah satu paper yang menarik adalah peran probiotik didalam mengatasi disbiosis pada pasien Covid-19. Hal inilah yang juga dipakai sebagai landasan teori Tim PUI-PT Probiotik UGM, yang saat ini sedang melakukan penelitian hubungan konsumsi probiotik lokal (ProbioGama) di dalam membantu mengatasi disbiosis gut microbiota pada pasien Covid-19. Harapan para peneliti, probiotik yang mampu hidup di usus dapat membantu menyehatkan kembali kondisi usus. Kondisi usus yang sehat berperanan didalam mendukung sistem imun tubuh. Jagalah ususmu untuk mendukung tubuh tetap sehat. Salam sehat. #gutmicrobiota #probiotik

Recent Posts

  • Probiotik harus mampu tumbuh di usus untuk dapat memberikan manfaat kesehatan
  • PSPG dan PUI-PT Probiotik Menerima Kunjungan BPOM Dalam Rangka Benchmark Pengembangan Baku Mikrobia
  • PUI-PT Probiotik, PSPG, Departemen TPHP FTP UGM, dan PT Mazaraat Lokanatura Indonesia Melaksanakan Diskusi Potensi Pembuatan Pusat Unggulan Riset Cheese and Creamery
  • PUI-PT Probiotik PSPG sukses Menyelenggarakan 12th Probiotic and Gut Microbiota Day – One Day Offline Seminar
  • 12th Probiotic and Gut Microbiota Day – One Day Offline Seminar
Universitas Gadjah Mada

PUI-PT Riset dan Aplikasi Probiotik Terpadu untuk Industri (PUI-PT PROBIOTIK)

Pusat Studi Pangan dan Gizi

Universitas Gadjah Mada

Jalan Teknika Utara Barek, Yogyakarta 55281

 puipt-probiotics.pusdi@ugm.ac.id

 (0274) 589242

 (0274) 589242

Instagram: https://www.instagram.com/probiotics.ugm/

Facebook : https://facebook.com/probiotics.ugm

Youtube : https://www.youtube.com/channel/probiotics_ugm

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju