Universitas Gadjah Mada PUI-PT Riset dan Aplikasi Probiotik Terpadu untuk Industri
Pusat Studi Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada
  • Home
  • Tentang Kami
    • Description
    • Vision and Mission
  • Kegiatan
    • Webinar dan Kuliah Umum
    • ISLAB
      • 2nd IC-ISLAB
      • 3rd IC-ISLAB
      • 4th IC-ISLAB
      • 5th IC-ISLAB
    • ACLAB
    • Probiotic Day
      • Probiotic Day in Yogyakarta (2018)
      • Probiotic Day di Bali (2019)
      • Probiotic Day di Yogyakarta (2019)
  • Penelitian
    • About Probiotics
    • Research & Article
    • Publikasi
  • Produk
  • DIGUTBIOSH
  • Hubungi Kami
  • Beranda
  • KULTUR STARTER
  • KULTUR STARTER
Arsip:

KULTUR STARTER

Aspek yang Perlu Diperhatikan dalam Memilih Bakteri Probiotik

Article Sabtu, 14 November 2020

Oleh: Prof. Dr. Ir. Endang S. Rahayu, MS.

Sesuai dengan definisi yang ada bahwa probiotik merupakan mikroorganisme yang dikonsumsi dalam kondisi hidup dengan jumlah yang cukup serta mampu berkembang biak dalam saluran pencernaan manusia dan membawa manfaat kesehatan (FAO/WHO, 2002). Maka persyaratan utama bakteri probiotik adalah memiliki kemampuan untuk tetap hidup saat melewati lambung, saluran pencernaan dengan berbagai aktivitas enzimatik, akhirnya menuju kolon dan berkembang serta membawa manfaat bagi kesehatan tubuh. Kemampuan berkembang biak pada kolon dapat diuji dengan terdapatnya bakteri probiotik dalam feses setelah subjek mengonsumsi bakteri ini (Utami dkk 2015 dan Rahayu dkk 2016). read more

Peran Probiotik Menghadapi Kanker Kolon

Article Sabtu, 14 November 2020

Oleh: Nancy Eka Putri M. S.Pt., M.Sc.

Kanker merupakan penyakit mematikan yang ditakuti oleh semua orang. Terdapat 9,8 juta kematian yang terjadi akibat kanker pada tahun 2018, dan kanker kolon atau colorectal cancer (CRC) merupakan jenis kanker yang menempati urutan ketiga paling umum terjadi di dunia dengan 1,80 juta kasus dan menempati urutan kedua dengan angka kematian tertinggi di dunia yaitu 862.000 kematian (WHO, 2018). Peningkatan CRC pada negara berkembang dapat disebabkan oleh peningkatan populasi yang menua, kebiasan hidup modern, kebiasaan diet, dan peningkatan faktor resiko CRC. Faktor resiko CRC adalah penyakit genetik, merokok, alkohol, dan kurangnya olahraga Persentase kematian CRC di Indonesia pada 2014 sebesar 10% dari 103.000 angka kematian CRC pada pria dan 8,5% dari 92.000 pada wanita. (Kupers, et al., 2016; Mustafa et al., 2016; Anonim, 2014) read more

”ProbioGama”, Probiotik Powder Unggulan UGM

ArticleProductsResearch Sabtu, 14 November 2020

Oleh: Pratama Nur Hasan, STP., M.Sc.

Bagi sebagian orang masih cukup awam dengan istilah probiotik. Probiotik dapat diartikan sebagai mikrobiota yang memiliki manfaat terhadap kesehatan terhadap inangnya (FAO/WHO, 2002). Probiotik sudah cukup banyak di pasaran dalam bentuk minuman kemasan dan dalam bentuk serbuk yang dikemas dalam sachet.

Tim peneliti PSPG dan FTP UGM telah banyak melakukan proses isolasi probiotik, salah satu produk probiotik powder unggulannya adalah “ProbioGama”.  ProbioGama adalah powder Probiotik lokal yang berisi bakteri Lactobacillus plantarum Dad-13, yang merupakan bakteri indigenous yang diisolasi oleh Tim Peneliti Probiotik PSPG dan FTP UGM. Probiogama dikemas dalam sachet alumunium foil dengan berat 1 gram dan tiap gram memiliki viabilitas 109 cfu/g bakteri hidup. read more

Wah, ProbioGama juga Berperan dalam Short Chain Fatty Acid !

Research Sabtu, 14 November 2020

Oleh:  Nancy Eka Putri M., S. Pt., M.Sc.

Kita telah mengetahui bahwa ProbioGama merupakan produk probiotik unggulan dari UGM. Probiotik berbentuk powder yang diproduksi oleh Unit Produksi Probiotik dan Kultur Starter Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM ini selain berperan dalam menjaga keseimbangan populasi gut microbiota, juga berperan sangat baik untuk menjaga keseimbangan lingkungan kolon melalui Short Chain Fatty Acid atau biasa disingkat SCFA.

SCFA atau asam lemak rantai pendek merupakan hasil fermentasi dari karbohidrat tak tercerna atau terserap oleh usus halus. SCFA yang paling banyak yaitu asam asetat, asam propionat, dan asam butirat.  SCFA secara umum berperan dalam mempengaruhi lingkungan kolon agar nutrien yang kita makan terserap dengan baik. SCFA juga memiliki manfaat secara khusus untuk masing-masing komponen, asam asetat merupakan komponen SCFA yang mempunyai konsentrasi tertinggi berfungsi sebagai substrat utama sintesis kolesterol; asam propionat yang berguna sebagai anti-mikrobia, anti-inflamasi, dan meningkatkan sensitifitas insulin; serta asam butirat yang merupakan antikarsinogenik dan anti-inflamasi sehingga dapat berguna untuk mencegah kanker kolon (Vipperia dan S. O’Keefe, 2012). read more

Gut Microbiota: Perkembangannya pada Manusia

Article Sabtu, 14 November 2020

Gut Microbiota: Perkembangannya pada Manusia

Oleh Tim Peneliti Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM

Saat ini ilmu gut microbiota berkembang dengan pesat, terutama didukung oleh peralatan canggih yang secara cepat dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai jenis mikroorganisme yang terdapat dalam saluran pencernaan manusia. Berawal dari ketertarikan Theodor Escherich (1857-1911) terhadap faktor penyebab diare pada bayi. Dia menggoreskan feses bayi pada gelas preparat dilanjutkan dengan pengamatan menggunakan mikroskop. Hasil dari pengamatan tersebut diperoleh perbedaan komposisi populasi bakteri pada feses bayi yang minum air susu ibu (ASI) dan susu botol. Dia memberi nama Bacterium coli communior sebagai bakteri yang dominan pada feses, bakteri ini diperkirakan mencerminkan keberadaan bakteri pada kolon, yang selanjutnya diberi nama Escherichia coli. Selain itu, pada Tahun 1899 Tissier menemukan bahwa bakteri Probiotik dan Gut Microbiota yang predominan pada usus bayi ASI adalah bakteri anaerob yang diberi nama Bacillus bifidus, yaitu bakteri yang berbentuk bifid (Y). Penelitian ini merupakan awal dari penemuan Bifidobacterium yaitu bakteri yang dikenal baik pada usus manusia. Metchnikoff (1908) juga melakukan pengamatan terhadap orang Bulgaria yang tetap sehat saat berusia lanjut, diduga berasal dari konsumsi yogurt yang mengandung bakteri hidup, Lactobacillus. Teori ini menjadi landasan konsep probiotik yang saat ini diartikan sebagai konsumsi sel hidup yang memiliki efek kesehatan bagi tubuh. Ketiga peneliti ini merupakan pionir di bidang penelitian mikrobiota usus (gut microbiota). Penelitian tentang gut microbiota saat ini juga sedang dilakukan oleh Tim Peneliti Probiotik – Gut Microbiota Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada (FTP-UGM). Diharapkan, data yang diperoleh dapat digunakan untuk mengetahui hubungan antara pola makan, gut microbiota, dan kondisi kesehatan. read more

[ARTIKEL] Gut Microbiota, Dysbiosis dan Konstipasi

Article Sabtu, 14 November 2020

Gut Microbiota, Dysbiosis dan Konstipasi

(ESR edisi Gut Microbiota)

Konstipasi atau sembelit diartikan sebagai frekuensi buang air besar yang lebih sedikit dibandingkan normal. Pada individu normal, dalam satu minggu, buang air besar setidaknya lebih dari 3x, bahkan ada yang melakukannya rutin setiap pagi hari. Namun jika frekuensi buang air besar kurang dari 3 kali seminggu, maka seseorang disebut mengalami konstipasi. Akibatnya ninja menjadi kering dan keras dan lebih sulit dikeluarkan. Konstipasi disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya, pola makan yang kurang teratur, kurang serat, jarang berolah raga, stress, depresi, kesibukan yang luar biasa, dll.  Konstipasi yang tidak ditangani dengan baik, dapat memicu terjadinya kanker kolon. read more

Obesitas, Gut Microbiota dan Lactobacillus plantarum

Article Sabtu, 14 November 2020

Ilustrasi: Google

Lactobacillus plantarum mampu menjaga keseimbangan gut microbiota orang Indonesia.  Keseimbangan gut microbiota mendukung kesehatan usus.

Individu obesitas ternyata memiliki komposisi gut microbiota berbeda dengan individu yang normal.  Terdapat 4 phylum yang mendominasi gut microbiota (Indonesia) yaitu Firmicutes, Bacteroides, Actinobacteria, dan Proteobacteria. Beberapa jenis gut microbiota dapat mengekstrak energi yang diperoleh dari metabolisme karbohidrat yang tidak tercerna menjadi SCFA yang selanjutnya berpengaruh pada perubahan metabolisme tubuh, diantarnya  disimpan dalam bentuk lemak. Walaupun jenis mikroorganisme yang dapat mengekstrak energi ini belum dapat dipastikan, namun yang jelas bahwa komposisi gut microbiota antara individu dengan berat badan normal dan yang mengalami obesitas adalah berbeda. Berdasar publikasi yg ada, dilaporkan bahwa bagi penderita obesitas populasi Firmicutes meningkat, dilain pihak Bacteriodetes nya menurun.  Bagaimana dengan manipulasi gut microbiota agar yang semula dalam kondisi tidak seimbang dikembalikan ke kondisi seimbang? Apakah Lactobacillus plantarum yang merupakan salah satu penghuni usus Indonesia ini dapat digunakan untuk menyeimbangakan gut microbiota. read more

Recent Posts

  • Probiotik harus mampu tumbuh di usus untuk dapat memberikan manfaat kesehatan
  • PSPG dan PUI-PT Probiotik Menerima Kunjungan BPOM Dalam Rangka Benchmark Pengembangan Baku Mikrobia
  • PUI-PT Probiotik, PSPG, Departemen TPHP FTP UGM, dan PT Mazaraat Lokanatura Indonesia Melaksanakan Diskusi Potensi Pembuatan Pusat Unggulan Riset Cheese and Creamery
  • PUI-PT Probiotik PSPG sukses Menyelenggarakan 12th Probiotic and Gut Microbiota Day – One Day Offline Seminar
  • 12th Probiotic and Gut Microbiota Day – One Day Offline Seminar
Universitas Gadjah Mada

PUI-PT Riset dan Aplikasi Probiotik Terpadu untuk Industri (PUI-PT PROBIOTIK)

Pusat Studi Pangan dan Gizi

Universitas Gadjah Mada

Jalan Teknika Utara Barek, Yogyakarta 55281

 puipt-probiotics.pusdi@ugm.ac.id

 (0274) 589242

 (0274) 589242

Instagram: https://www.instagram.com/probiotics.ugm/

Facebook : https://facebook.com/probiotics.ugm

Youtube : https://www.youtube.com/channel/probiotics_ugm

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju