Pusat Studi Pangan dan Gizi Unversitas Gadjah Mada (PSPG UGM) merupakan salah satu pusat studi yang didirikan sebagai upaya dalam mendukung pengembangan tridharma perguruan tinggi terutama dalam melakukan penelitian-penelitian di bidang pangan dan gizi, termasuk mikrobiologi pangan. Para peneliti PSPG terdiri dari dosen/pengajar lintas fakultas dan departemen di UGM yang handal dan telah lama berkecimpung di bidang keahliannya masing-masing. Salah satu penelitian yang ditekuni oleh para peneliti PSPG adalah penelitian terkait probiotik lokal dan gut microbiota.
2020
Author : Nancy Eka Putri, S.Pt., M.Sc.
Kehamilan merupakan salah satu periode kehidupan yang ditunggu-tunggu oleh seorang ibu. Selama masa kehamilan, selain perubahan fisik juga terjadi perubahan mikrobioma vagina. Freitas et al. (2017) menyatakan bahwa terdapat perbedaan komposisi mikrobioma vagina pada wanita hamil dan tidak hamil. mikrobioma vagina pada wanita sehat yang sedang hamil memiliki keberagaman yang lebih rendah dengan prevalensi Mycoplasma dan Ureaplasma yang lebih rendah dan beban bakteri yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil. Wanita hamil juga memiliki kelimpahan CST (community state type) dengan dominasi Lactobacillus juga lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil. Mikrobioma vagina berperan penting dalam kesehatan ibu dan bayi baru lahir. Perubahan mikrobiota dan infeksi vagina selama kehamilan menyebabkan kemungkinan kelahiran prematur yang terkait dengan perkembangan infeksi neonatal, sepsis, dan enterokolokolitis nekrotikans (Baldassarre et al., 2018).
Probiotik merupakan salah satu cara memodulasi komposisi mikroflora vagina dan penggunaan probiotik kemungkinan aman untuk ibu hamil. Dilansir dari review Dugoa et al. (2009), Lactobacillus dan Bifidobacterium tidak mempengaruhi kejadian operasi caesar, berat lahir, atau usia kehamilan dan pemberian yogurt L. acidophilus adalah pengobatan BV yang aman dan efektif pada kehamilan, serta LGG dan B. lactis dapat meningkatkan meningkatkan transfer asam lemak ke plasenta. Suplementasi makanan dengan probiotik VSL # 3 yang berisi strain dari Lactobacillus, Bifidobacterium and Streptococcus selama trimester terakhir kehamilan berkaitan dengan modulasi mikrobiota vagina dan sekresi sitokin, dengan implikasi potensial dalam mencegah kelahiran premature (Vitali et al., 2012). Dotterud et al. (2010) menambahkan bahwa pemberian susu probiotik yang mengandung Lactobacillus rhamnosus GG, L. acidophilus La-5 dan Bifidobacterium animalis subsp. lactis Bb-12 pada ibu hamil usia kehamilan 36 minggu sampai 3 bulan setelah menyusui dapat mengurangi kejadian AD (atopic dermatitis) pada anak-anak.
Oleh : Nancy Eka Putri M., S. Pt., M.Sc.
Probiotik merupakan mikroorganisme hidup yang baik untuk kesehatan. Probiotik pada umumnya dikonsumsi oleh anak-anak sampai dewasa dengan kondisi yang lebih stabil. Lalu, bagaimana dengan bayi? Apakah probiotik juga aman untuk dikonsumsi oleh bayi?
Gut microbiota bayi yang baru lahir pada beberapa minggu pertama kelahirannya tidak stabil. Neonatus berumur 7 sampai 10 hari yang menyusui didominasi oleh Bifidobacterium dan bakteri heterogen lain seperti Lactobacillus, Escheriachia coli dan Enterococcus (Sanders et al., 2010). (baca juga https://cfns.ugm.ac.id/2020/06/03/bagaimana-keberagaman-gut-microbiota-berdasarkan-usia/)
Pemberian probiotik pada bayi harus harus diberikan secara hati-hati dikarenakan sistem imun bayi yang rendah namun probiotik masih dapat diberikan dengan anjuran dokter dan memberi beberapa manfaat seperti L. reuteri DSM17938 efektif dan dapat direkomendasikan untuk bayi yang diberi ASI saat kolik (Sung, et al., 2018). Suplementasi probiotik mencegah eksem infantil sehingga dapat mempunyai protensi untuk digunakan pada kehamilan dan bayi (Zuccotti, et al., 2015). Quin et al. (2018) dan Nieuwboer et al. (2014) menambahkan bahwa pemberian probiotik pada bayi berumur 6 bulan dapat meningkatkan komposisi Bifidobacterium yang lebih tinggi pada minggu pertama serta pemberian probiotik untuk bayi antara 0 dan 24 bulan aman terkait dengan jenis yang dievaluasi pada bayi dengan status kesehatan atau kerentanan tertentu.
Kriteria spesifik tentang probiotik dianggap aman oleh Nieuwboer et al. (2014):
a) strain probiotik harus diisolasi dengan benar dan diklasifikasikan sesuai dengan taksonomi yang benar
b) diproduksi sesuai dengan good manufacturing practices untuk menghilangkan kontaminasi dengan mikroba, probiotik atau zat lain
c) gambaran yang jelas tentang keselamatan (terstandarisasi dan diterima oleh CTCAE) dan tingkat toksisitas yang terkait dengan pemberian probiotik
d) evaluasi yang jelas dari populasi target, termasuk kelompok risiko tinggi seperti bayi dan pasien yang kekurangan kekebalan.
Oleh: Kartika Wulan Sari
Saat ini para kaum hawa mulai dari anak-anak, remaja hingga orang tua disuguhkan dengan adanya produk-produk kecantikan yang menawarkan supaya kulit tampak cerah dan lebih muda, mengencangkan kulit, anti aging dan anti keriput. Sebenarnya, gaya hidup yang tidak sehat misalnya makan tidak teratur, kurang tidur, dan stres dapat memicu penuaan dini. Sedangkan, terdapat fakta bahwa orang Bulgaria tetap sehat pada saat lanjut usia berasal dari konsumsi yogurt yang mengandung bakteri hidup, Lactobacillus.
Oleh: Kartika Wulan Sari
Berdasarkan komentar para pembaca yang disampaikan melalui Website dan Facebook PSPG UGM, beberapa orang, salah satunya Bapak Sanyoto mempertanyakan apa perbedaan dari istilah probiotik, prebiotik, dan sinbiotik? Berikut penjelasan dari ketiga istilah tersebut.
Probiotik muncul sekitar Tahun 1965 (Lilley dan Stillwell) dan telah diadopsi oleh FAO/WHO (2002), yang artinya adalah mikroorganisme hidup yang dikonsumsi dalam kondisi hidup dengan jumlah yang cukup serta mampu berkembang biak dalam saluran pencernaan manusia dan membawa manfaat kesehatan. Salah satu manfaatnya adalah mencegah terjadinya diare.
Author : Nancy Eka Putri M., S.Pt., M.Sc.
iare merupakan penyakit buang air besar dengan konsistensi feses yang lembek dan berair disertai frekuensi yang sering (lebih dari tiga kali dalam satu hari). Diare akut yang menyebabkan dehidrasi dapat membahayakan jiwa pasiennya. WHO (2017) menyatakan bahwa penyakit diare merupakan penyebab kematian kedua pada anak dibawah usia lima tahu dan bertanggunjawan akan kematian 525000 anak setiap tahun. Terdapat beberapa penyebab diare seperti infeksi patogen yang berasal dari kontamiasi air dari feses akibat rendahnya sanitasi. Beberapa bakteri yang dapat menyebabkan diare adalah Rotavirus, Escherichia coli, spesies cryptosporidium, dan shigella. Malnutrisi dan makanan yang tidak higienis juga dapat menyebabkan diare.
Author : Nancy Eka Putri M., S.Pt., M.Sc.
Aging atau penuaan merupakan proses biologis yang tidak dapat dihindari dan berhubungan dengan berbagai penyakit. Biasanya orang tua lebih rentan terserang penyakit dibandingkan orang yang lebih muda dikarenakan keterbatasan organ tubuh untuk melakukan regenerasi. Aging juga berkaitan dengan perubahan komposisi gut microbiota dalam usus (dapat dilihat pada link https://cfns.ugm.ac.id/2020/06/03/bagaimana-keberagaman-gut-microbiota-berdasarkan-usia/). Semakin menua seseorang maka semakin menurun pula populasi Bifidobacterium dan terjadi peningkatan populasi Proteobacteria. Orang yang lebih tua mempunyi keberagaman gut microbiota yang lebih rendah dibandingkan orang muda. Biagi et al. (2016) menyatakan bahwa penuaan berhubungan dengn penurunan komposisi core microbiota dan peningkatan komposisi subdominant taxa. Rampelli et al. (2013) menambahkan bahwa aging dikaitkan sebagai hilangnya gen untuk produksi Short Chait Fatty Acid (SCFA) dan penurunan keseluruhan potensi sakarolitik, sementara fungsi proteolitik lebih berlimpah di metagenom usus orang dewasa yang lebih muda.
Oleh: Prof. Dr. Ir. Endang S. Rahayu, MS.
Sesuai dengan definisi yang ada bahwa probiotik merupakan mikroorganisme yang dikonsumsi dalam kondisi hidup dengan jumlah yang cukup serta mampu berkembang biak dalam saluran pencernaan manusia dan membawa manfaat kesehatan (FAO/WHO, 2002). Maka persyaratan utama bakteri probiotik adalah memiliki kemampuan untuk tetap hidup saat melewati lambung, saluran pencernaan dengan berbagai aktivitas enzimatik, akhirnya menuju kolon dan berkembang serta membawa manfaat bagi kesehatan tubuh. Kemampuan berkembang biak pada kolon dapat diuji dengan terdapatnya bakteri probiotik dalam feses setelah subjek mengonsumsi bakteri ini (Utami dkk 2015 dan Rahayu dkk 2016).
Oleh: Tim Peneliti Probiotik dan Gut Microbiota PSPG UGM
Para atlet sering melakukan latihan rutin maupun kompetisi sehingga wajib memiliki imunitas yang kuat. Namun, di sisi lain mereka memiliki resiko infeksi yang tinggi karena terekspos patogen, kondisi lingkungan, stres, diet, dan pola tidur yang minim. Dalam hal ini, suplementasi probiotik menunjukkan dapat membantu dalam beberapa kondisi tertentu, terutama efek samping antibiotik, IBS, modulasi sistem umum, alergi dan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA/URTI, upper respiratory tract infection). Mengingat manfaat potensial ini, ada minat dalam penggunaan probiotik khususnya pada atlet untuk membantu menjaga kesehatan umum secara keseluruhan, meningkatkan fungsi kekebalan tubuh atau mengurangi insiden URTI dan keparahan gejala/durasi.