Selasa (07/06), telah berlangsung acara Seminar Sains Internasional dan Pameran Produk Probiotik: Riset dan Potensi Pengembangan Produk Probiotik untuk Kesehatan serta Tinjauan Regulasi di Berbagai Negara. Acara tersebut merupakan acara yang diselenggarakan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI dalam rangka meningkatkan pemahaman tentang penelitian – penelitian berkaitan dengan probiotik serta regulasi yang berlaku di berbagai negara sebagai dasar dalam menentukan pembuatan aturan dan guideline baru terkait probiotik di Indonesia. Acara tersebut dihadiri oleh Kepala BPOM RI, Dr. Penny K. Lukito serta Deputi II BPOM RI, Dra. Reri Indriani, Apt., M.Si. Narasumber yang hadir dalam seminar ini merupakan representatif dari Asia, Eropa, Amerika, Australia dalam bidang Probiotik, diantaranya:
probiotics
Pada minggu kedua Bulan Juni, PSPG dan PUI-PT Probiotik mengadakan kegiatan screening pertama bagi subjek dalam penelitian “Pengaruh Konsumsi Probiotik Lokal Lactobacillus plantarum Dad-13 ‘ProbioGama’ Secara Randomized Controlled Trial untuk Penderita Diabetes” yang diselenggarakan di Puskesmas Minggir, Puskesmas Gamping I, dan Puskesmas Gamping II. Penelitian ini diketuai oleh Prof. Dr. Ir. Endang S. Rahayu, MP. Dalam kegiatan ini, PSPG dan PUI-PT Probiotik diwakili oleh para asisten peneliti, yaitu Mariyatun S.P, Mifta Gatya, S.T.P., Putrika C.P., S.T.P, Dina Aulia N. S.T.P, Imaddudin Priambudi, S.T.P., Aiman Arkan, S.T.P., dan Luthfi Fathul Huda, S.T.P.
Webinar online series probiotik merupakan acara yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM, PUI-PT Probiotik, dan Universitas Dhyana Pura Bali. Kegiatan ini bertema “Pengenalan Probiotik dan Aplikasinya dalam Produk Pangan”. Kegiatan ini akan berlangsung sebanyak 4 series dimulai dari bulan Mei hingga Juli.
Pada series #1, kegiatan ini akan memberikan wawasan dan pengetahuan baru mengenai,
- Pengenalan dan Identifikasi Strain Probiotik oleh Mifta Gatya, S.T.P
- Hilirisasi dan Proses Bisnis Produk Probiotik oleh Aiman Arkan, S.T.P
- Enkapsulasi Probiotik di Produk Pangan oleh Dr. nat. techn. Ida Bagus Agung Yogeswara, S.T.P., M.Sc.
Selain itu, webinar series probiotik ini turut dibuka dengan sambutan Kepala Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM periode 2019 – 2022, Prof. Dr. Ir. Endang Sutriswati Rahayu, M.S.
Aspek-aspek yang perlu diperhatikan untuk memilih bakteri probiotik untuk industri seperti disajikan pada Gambar adalah :
(1) Asal-usul strain probiotik dan status keamanannya. Bakteri probiotik yang banyak beredar di pasaran saat ini kebanyakan berasal dari mikrobiota usus manusia sehat (berupa feses), namun banyak pula yang diisolasi dari makanan fermentasi. Pemilihan mikrobiota usus sebagai asal probiotik, dimaksudkan untuk mendapatkan strain yang memang dapat hidup dan berkembang biak di usus. Namun, makanan fermentasi juga merupakan sumber yang ideal karena makanan ini telah dikonsumsi secara turun-temurun selama berabad-abad dan terbukti aman. Identifikasi yang jelas terhadap strain yang digunakan juga diperlukan, tidak hanya berdasarkan karakteristik penotipik, namun juga berdasarkan molekuler (16srRNA). Strain probiotik juga harus disimpan pada Culture Collection yang bereputasi internasional.
Pada hari Sabtu, 11 Desember 2021 PSPG UGM dan PUI-PT Probiotik berpartisipasi dalam Webinar Dokter Keluarga dengan tema Tatalaksana Diabetes dan Manfaat Probiotik. Prof. Endang S. Rahayu sebagai narasumber pada webinar ini menyampaikan materi berjudul Probiotik, Gut Microbiota, dan Diabetes.
Berikut penjelasan publikasi yang baru terbit mengenai mekanisme probiotik dapat membantu menjaga kesehatan penyandang diabetes.
Dari penelitian kami (Therdtatha, dkk., 2021) telah terbukti bahwa pada penyandang diabetes terjadi disbiosis, populasi Bacteroides fragilis meningkat yang selanjutnya ikut metabolisme bile acid terkonjugasi yang ada di usus, yang dapat mengganggu homeostasis glukosa.
Snack bar Probiobites merupakan suatu produk yang unik dari kebanyakan produk snack bar lainnya karena selain mempunyai tampilan yang menarik dengan bahan yang digunakan berasal dari bungkil cokelat, emping jagung, kacang tanah, dan tepung pisang. Bahan tersebut merupakan bahan-bahan lokal dan didapatkan dari petani lokal Gunungkidul sehingga selain enak juga dapat mengunggulkan potensi bahan pangan lokal. Snack bar Probiobites tidak menggunakan gula tebu, yang mampu memicu penyakit diabetes, melainkan menggunakan isomalt (sukrosa pengganti gula yang rendah kalori). Produk snack bar ini mengandung bakteri baik, berupa Lactobacillus plantarum dad-13, yang ditambahkan pada snack bar sehingga tambahan menjadi nilai tambah lainnya dan merupakan pembeda dari produk snack bar yang sudah diproduksi secara massal dan dikomersialkan.
PSPG UGM dan PUI-PT Probiotik tidak henti-hentinya melakukan pengembangan dan inovasi produk pangan. Bersama dengan Mahasiswa Fakultas Teknologi Pangan dan Pertanian UGM, saat ini tengah dikembangkan cream cheese dengan nama produk Keisra. Kesira merupakan cream cheese asli Nusantara berbahan dasar lokal.
Adapun dalam proses pembuatannya, Kesira menggunakan susu berkualitas yang berasal dari pemerah susu lokal Yogyakarta. Produk ini menjadi dairy product pertama di Indonesia yang menggunakan kultur starter bakteri asam laktat lokal yaitu Lactobacillus plantarum Dad-13 dan Streptococcus thermophilus Dad-11. Kesira mengandung jumlah bakteri baik sesuai dengan syarat produk pangan probiotik menurut Rahayu dan Utami (2019), yaitu sebesar 10^8 CFU/ml atau bahkan lebih. Penggunaan kultur starter lokal ini menjadikan Kesira memiliki rasa yang unik dibanding produk-produk serupa lainnya. Adapun tekstur dari produk ini adalah spread dan viscous sehingga dapat leleh saat di mulut. Selain itu, Kesira juga cocok dikonsumsi sebagai pelengkap kudapan, isian, olesan roti, topping salad, dan MP-ASI.
Oleh: Endang S. Rahayu
Superorganism diartikan sebagai keberadaan sel manusia bersama gut microbiota-nya, yang berinteraksi satu sama lain, bersimbiosis saling menguntungkan, yang pada kondisi normobiosis ditunjukkan dengan tubuh yang sehat. Telah banyak dibuktikan bahwa gut microbiota dalam kondisi tidak seimbang (dysbiosis) berdampak pada penyakit intestinal maupun non-intestinal. Bahkan, melalui penelitian terakhir diketahui bahwa menurunnya populasi Faecalibacterium prausnitzii secara signifikan ternyata terkait dengan penyakit gangguan usus (CD/Chron’s disease, IBD/inflammatory bowel syndrome, CRC/colorectal cancer). Sedangkan, menurunnya populasi Akkermansia muciniphila terkait dengan penyakit gangguan metabolisme, di antaranya obesitas dan diabetes. Kedua bakteri ini memiliki POTENSI untuk digunakan sebagai probiotik atau dikenal sebagai NEXT GENERATION PROBIOTICS untuk mengatasi penyakit-penyakit terkait dengan tujuan utama untuk mengembalikan gut microbiota dalam kondisi yang seimbang (normobiosis). Efikasi dan efektivitas modulasi keseimbangan gut microbiota perlu dilakukan, tidak hanya dengan probiotik konvensional (Lactobacillus, Bifidobacterium) namun termasuk yang novel atau next generation probiotics, bahkan dengan fecal microbiota transplant (FMT).
#nextgenerationprobiotics
PUI-PT Probiotik bersama PSPG UGM dan ISLAB-GM pada tanggal 6 November 2020 telah mengadakan Kuliah Umum Virtual Probiotik dan Gut Microbiota yang ke-2. Narasumber pada webinar ini adalah Ir. I Nengah Sujaya, M.Agr.Sc., Ph. D (Universitas Udayana) yang menyampaikan materi dengan topik “Hubungan antara Probiotik, Gut Microbiota dan Kesehatan Tubuh” dan Yunika Mayangsari, S.Si., M.Biotech., Ph.D (FTP UGM) yang memaparkan materi tentang “Peran Barrier Intestinal Bagi Kesehatan Pencernaan”. Berikut materi dan video Kuliah Umum Virtual Probiotik & Gut Microbiota #2: