Pada minggu kedua Bulan Juni, PSPG dan PUI-PT Probiotik mengadakan kegiatan screening pertama bagi subjek dalam penelitian “Pengaruh Konsumsi Probiotik Lokal Lactobacillus plantarum Dad-13 ‘ProbioGama’ Secara Randomized Controlled Trial untuk Penderita Diabetes” yang diselenggarakan di Puskesmas Minggir, Puskesmas Gamping I, dan Puskesmas Gamping II. Penelitian ini diketuai oleh Prof. Dr. Ir. Endang S. Rahayu, MP. Dalam kegiatan ini, PSPG dan PUI-PT Probiotik diwakili oleh para asisten peneliti, yaitu Mariyatun S.P, Mifta Gatya, S.T.P., Putrika C.P., S.T.P, Dina Aulia N. S.T.P, Imaddudin Priambudi, S.T.P., Aiman Arkan, S.T.P., dan Luthfi Fathul Huda, S.T.P.
probiotik
Oleh: Luthfi Fathul Huda
Yoghurt merupakan produk susu yang diperoleh dari fermentasi susu dengan menggunakan bakteri asam laktat (BAL) Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Namun, pada perkembangannya muncul Alternate Culture Yogurt yang merupakan yogurt dari fermentasi susu dengan menggunakan Streptococcus thermophilus dan spesies Lactobacillus lainnya. Yoghurt memiliki karakteristik dasar total padatan susu bukan lemak tidak kurang dari 6,6%; kadar protein susu tidak kurang dari 2,3%; dan kadar asam laktat tidak kurang dari 0,5%.
Aspek-aspek yang perlu diperhatikan untuk memilih bakteri probiotik untuk industri seperti disajikan pada Gambar adalah :
(1) Asal-usul strain probiotik dan status keamanannya. Bakteri probiotik yang banyak beredar di pasaran saat ini kebanyakan berasal dari mikrobiota usus manusia sehat (berupa feses), namun banyak pula yang diisolasi dari makanan fermentasi. Pemilihan mikrobiota usus sebagai asal probiotik, dimaksudkan untuk mendapatkan strain yang memang dapat hidup dan berkembang biak di usus. Namun, makanan fermentasi juga merupakan sumber yang ideal karena makanan ini telah dikonsumsi secara turun-temurun selama berabad-abad dan terbukti aman. Identifikasi yang jelas terhadap strain yang digunakan juga diperlukan, tidak hanya berdasarkan karakteristik penotipik, namun juga berdasarkan molekuler (16srRNA). Strain probiotik juga harus disimpan pada Culture Collection yang bereputasi internasional.
Akhir-akhir ini, gut microbiota seringkali dikaitkan dengan metabolic disorder yang berdampak pada beberapa penyakit, seperti obesitas dan kardiovaskular. Untuk membuktikan bahwa memang terdapat perubahan gut microbiota pada kelompok tersebut, maka dilakukan analisis gut microbiota. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat beberapa populasi bakteria yang mengalami penurunan drastis. Sedangkan, beberapa kelompok lain mengalami kenaikan yang signifikan. Penurunan jumlah bakteri pada gut microbiota diperkirakan berhubungan dengan terjadinya dysbiosis dengan penyakit tertentu. Diduga bahwa gut microbiota memiliki peran yang sangat besar sebagai penyebab metabolic disorder yang berlanjut pada terganggunganya kesehatan tubuh. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengembalikan populasi bakteri yang terdesak akibat dysbiosis yaitu dengan membuat kondisi gut microbiota kembali ke normobiosis.


Sebagai pendahuluan untuk menjelaskan hubungan antara probiotik dan sindrom metabolik, kita ulas terlebih dahulu asal muasal probiotik dan manfaatnya bagi kesehatan tubuh, sebagai bentuk apresiasi terhadap tiga PENELITI terkemuka di bidang ini.
Penyakit kardiovaskular diperkirakan menjadi penyebab utama kematian dalam 20 tahun mendatang. Penyakit ini akan menjadi beban yang cukup besar, termasuk beban kesehatan dan perekonomian. Berbagai penelitian telah dilakukan, terkait dengan pencegahan maupun terapi terkait penyakit ini.
Probiotik yang diartikan sebagai konsumsi mikroorganisme hidup, dalam jumlah memadai serta membawa manfaat, juga diteliti manfaatnya untuk mengatasi penyakit ini. Hal ini dilandasi oleh kenyataan bahwa para penderita kardiovascular terkait dengan dysbiosis gut microbiota.
Telah diketahui bahwa pola makan dan gaya hidup sangat mempengaruhi kesehatan tubuh, diantaranya yang menjadi topik kali ini adalah metabolic disorder. Sedikitnya lima jenis penyakit yang mucul akibat metabolic disorder, yaitu: hipertensi, hiperkolesterolemia, trigliserida tinggi, diabetes, dan obesitas, yang semuanya dapat mengarah pada penyakit kardiovaskular.
Diketahui pula bahwa pada pasien yang menderita metabolic disorder juga terjadi dysbiosis gut microbiota, yaitu terjadi perubahan komunitas mikroorganisme yang hidup di usus. Pertanyaannya adalah, apakah probiotik dapat digunakan untuk membantu mengatasi metabolic disorder?
Pada hari Sabtu, 29 Januari 2022 Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM dan PUI-PT Probiotik berpartisipasi dalam Webinar Kedokteran Keluarga dengan topik “Gut-Brain Axis, Hubungan Kesehatan Mental dengan Probiotik”. Pada webinar ini, Prof. Dr. Ir. Endang Sutriswati Rahayu, M.S., selaku Kepala PSPG dan PUI-PT Probiotik berkesempatan menjadi narasumber bersama Dr. dr. Ronny Tri Wirasto, Sp.KJ (Dokter spesialis kesehatan jiwa di RSUP Dr. Sardjito) dan dr. Fitriana Murriya Ekawati, MPHC, Sp.KKLP, Ph.D. (Dosen Bidang Ilmu Kedokteran Keluarga dan Masyarakat FKKMK-UGM).
Pada hari Sabtu, 13 November 2021 PSPG UGM dan PUI-PT Probiotik berkesempatan mengisi Webinar Kedokteran Keluarga. Topik Webinar Kedokteran Keluarga UGM kali ini adalah Manfaat Probiotik untuk Lansia. Kepala PSPG UGM dan PUI-PT Probiotik, Prof. Endang S. Rahayu @trisyeesr yang menjadi salah satu narasumber, menyampaikan materi dengan resume sbb:
Konsep probiotik untuk lansia pertama kali disampaikan oleh Metchnikoff (awal tahun 1900) melalui teorinya “longevity without aging”, setelah beliau mengamati masyarakat Bulgaria yang memiliki umur lebih panjang, karena konsumsi susu fermentasi. Diperkirakan, susu fermentasi ini akan menginduksi usus dengan bakteri baik sehingga dapat menghambat proses penuaan.
Mitsuoka (1982) menyampaikan gut microbiota dan perannya pada tubuh manusia. Aging merupakan peristiwa alami karena aktivitas mikroorganisme pembusuk yang ada diusus kita menghasilkan beberapa metabolit berkategori toksin sehingga terjadi auto-intoksikasi yang berakibat pada proses degeneratif terkait dengan penuaan tubuh.
Penelitian kami sendiri (WJG, 2019) menunjukkan bahwa pada Lansia (dengan responden Yogyakarta dan Bali) terjadi penurunan bakteri baik Bifidobacterium dan peningkatan Enterobacteriacecae sebagai bakteri yang kurang menguntungkan.
Teori yang disampaikan Metchnikoff juga telah kami buktikan bahwa konsumsi susu fermentasi mengandung bakteri baik Lactobacillus casei strain Shirota oleh para Lansia di Bali selama 6 bulan, ternyata juga mampu meningkatkan populasi bakteri baik ini bersamaan dengan peningkatan Bifidobacterium.
Meningkatnya populasi bakteri baik pada usus diharapkan dapat memperlambat proses aging yang disebabkan oleh bakteri putrefaktif – “Longevity without Aging” – Tetap sehat diusia lanjut.
Namun penerapan pola makan sehat sedini mungkin merupakan modal utama tubuh sehat saat lansia.
Lihat Isi piringku – makanan yang beragam, berimbang dan bergizi.
Salam sehat selalu
#probiotik
#puipt_probiotik
Oleh: Endang S. Rahayu
Abstract
Based on FAO/WHO Probiotic is live microorganisms which when administered in adequate amounts confer a health benefit in the host. Speciation of bacteria strain identity must be established using the most current valid methodology. Strain identity was important to link a strain to a specific health effect as well as to enable accurate surveillance and epidemiological studies. It was recommended that a combination of phenotypic and genetic tests must be used. Besides, nomenclature of the bacteria must conform to the current, scientifically recognized names.